Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan-Tan Malaka (1897-1949) |
Hari ini, teknologi sudah menyentuh semua lapisan masyarakat. Komputer dan smartphone (ponsel pintar) bukan lagi barang langka, terutama di kalangan pelajar. April 2016, data terakhir dari eMarketer menyatakan bahwa Indonesia adalah pasar smartphone nomor tiga terbesar di Asia Pasifik setelah Cina dan India. Sayangnya, hasil survei DI Marketing, Asian Research Firm pada Juli 2016 menunjukkan bahwa lebih 80% penduduk Indonesia menggunakan smartphone untuk kepentingan media sosial. Artinya, masih sangat minim penduduk Indonesia yang menggunakan smartphone untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Minimnya penggunaan smartphone untuk perkembangan ilmu pengetahuan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketidaktahuan pengguna smartphone. Sebagian besar pengguna hanya mengetahui fungsi software, seperti browsing, gaming, dan chating. Tidak banyak konsumen memiliki pengetahuan yang memadai mengenai hardware yang mereka miliki. Salah satunya adalah sensor. Sensor merupakan komponen penting yang selalu ada pada smartphone, baik iOS maupun Android. Adapun jenis sensor yang dimiliki oleh smartphone adalah sebagai berikut :
- Proximity sensor, sensor yang bisa mendeteksi objek pada jarak cukup dekat tanpa harus menyentuh. Contohnya, saat kita memposisikan smartphone mendekati telinga saat mengangkat telpn maka layar smartphone otomatis menjadi tidak aktif.
- Sensor cahaya, sensor ini berfungsi untuk mengukur batas ambang cahaya. Software smartphone menggunakan data yang diperoleh untuk mengatur kecerahan layar secara otomatis.
- Barometer, sensor yang berfungsi untuk mengukur tekanan atmosfer. Data tersebut digunakan untuk menentukan ketinggian diatas permukaan laut. Data ini berfungsi untuk meningkatkan akurasi GPS (Global Positioning System).
- Magnetometer, sensor yang bisa mendeteksi dan mengukur besar medan magnet di sekitar.
- Accelerometer (sensor gravitasi), sensor yang berfungsi untuk mengukur percepatan.
- Gyroscope, sensor yang bisa memberikan informasi arah dengan presisi tinggi. Sensor ini dimanfaatkan oleh aplikasi Android Photo Sphere dan Google’s Sky Map.
- Termometer, sensor yang bisa mengukur suhu lingkungan sekitar.
Tidak semua sensor tersebut dimiliki oleh sebuah smartphone. Namun, banyak smartphone dengan harga terjangkau sudah memiliki sensor magnetometer dan accelerometer. Dua sensor ini bisa dimanfaatkan sebagai alat ukur besaran fisis medan magnet dan percepatan. Medan magnet dan percepatan merupakan besaran vektor. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah (orientasi). Jika orientasi vektor hanya satu arah, maka tidak sulit untuk membayangkannya. Namun, kesulitan akan muncul jika orientasi memenuhi ruang tiga dimensi sehingga dibutuhkan suatu teknik yang bisa membuatnya menjadi lebih sederhana.
Sebenarnya, alat-alat eksperimen yang bertujuan untuk menggambarkan besaran fisis yang tidak terlihat secara kasat mata sudah sangat banyak tersedia di pasaran. Masalahnya adalah tidak semua sekolah atau universitas memiliki cukup dana untuk membelinya. Terutama alat-alat eksperimen yang menggunakan sensor sebagai detektor besaran fisis. Selain mahal, alat-alat eksperimen yang menggunakan sensor juga rentan rusak. Akibatnya, tidak banyak sekolah dan universitas yang menyediakan alat-alat tersebut untuk membantu pelajar dan mahasiswa memahami besaran fisis yang bersangkutan.
Namun, bukan berarti kita hanya bisa pasrah dengan keadaan. Kesulitan membuat kita harus memikirkan cara yang mungkin dilakukan untuk mengatasi persoalan yang ada. Smartphone adalah salah satunya. Mengingat ada banyak sensor yang dimiliki oleh smartphone, maka ada banyak peluang eksperimen yang bisa dilakukan, baik untuk tingkat pelajar atau mahasiswa. Penggunaan smartphone sebagai alat ukur besaran fisis dalam eksperimen merupakan ranah baru pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan. Selain memanfaatkan aplikasi berbasis pendidikan yang sudah tersedia di playstore, masih banyak inovasi yang mungkin dilakukan dalam penggunaan smartphone sebagai alat bantu eksperimen yang bisa menunjang proses pembelajaran.
Oleh karena itu, mahasiswa Laboratorium Listrik Magnet Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) di bawah bimbingan Dr. Eng. Ferry Iskandar mengembangkan eksperimen fisika berbasis smartphone android. Eksperimen ini mungkin untuk dilakukan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) karena murah, sederhana, dan tidak membutuhkan koneksi internet. Pengembangan ini telah dimulai sejak pertengahan tahun 2015, diinisiasi oleh kerusakan sensor magnet pada alat eksperimen magnetostatik. Harga sensor magnet yang mahal membuat Pak Ferry memikirkan cara lain yang lebih ekonomis. Solusinya adalah menggantikan posisi sensor magnet dengan smartphone. Hasil penelitian ini tidak lebih buruk jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan sensor magnet sebagai detektor medan magnet.
Hasil penelitian oleh Ricky Dwi Septianto ini berhasil dipublikasikan dalam jurnal internasional, Physics Education pada Desember 2016. Pencapaian ini menggambarkan bahwa penggunaan smartphone sebagai alat ukur dalam eksperimen merupakan ide baru dalam bidang pendidikan. Penggunaan smartphone sebagai alat ukur medan magnet ini diharapkan juga bisa dimanfaatkan di Indonesia, khususnya oleh sekolah atau universitas yang mengalami kesulitan dalam pengadaan alat-alat eksperimen magnetostatik. Harapannya adalah pelajar dan mahasiswa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen smartphone yang narsis dengan media sosial. Namun, juga bisa menggunakan smartphone untuk kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
#RanahBaru #TUID #TeknologiUntukIndonesia
10 komentar:
Wah, keren nih penelitiannya. Dari suatu hal yg tidak terduga, ternyata bisa bermanfaat.
Ada rangkaian atau cara penggunaannya mbak? Brgkali bisa dicontoh utk yg mmbutuhkan
Fungsi suatu alat trgantung dari pemakainya. Pengetahuan pemakai trhadap alat dapat menurunkan nilai fungsi atau sebaliknya menaikannya.
Keren mel,. Ditunggu tulisan selanjutnya tentang cara penggunaannya. Biar bisa diaplikasikan.
Wahh keren kak mel, ditunggu tulisan selanjutnya...
Wah keren, sukses selalu melda =)
Wah,,,ini informasi baru. Makasih mel. Bermanfaat nih.
Wah,,,ini informasi baru. Makasih mel. Bermanfaat nih.
Wah,,,ini informasi baru. Makasih mel. Bermanfaat nih.
Kak mel kece. Sensor magnet diganti smartphone. Waah.. Nice idea.
Keren, menambah wawasan saya
Posting Komentar