Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Fiksi

Secangkir Teh Hangat Salman

Teh melati, teh kesukaanku

LELAKI PAYUNG

Adzan subuh berkumandang bersamaan dengan dering alarm. Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar titik hujan di atap. Mulanya pelan seperti bisikan. Lalu saling meningkahi dan berujung pada gemuruh berkepanjangan. Kubuka mata perlahan. Di sebelahku, adik menarik selimut dengan mata terpejam. Tak ada tanda untuk bangun. Lolongan alarm sudah ia matikan. Hujan di pagi hari memang demikian. Membuat betah di atas peraduan. Aku tidak demikian. Selama tiga bulan terakhir, hujan pagi adalah harapan. Bahkan setiap malam sebelum memejamkan mata aku berdo’a, ‘Tuhan, turunkan hujan di subuh-Mu esok hari.’ Buku harianku dipenuhi cerita hujan di pagi hari. Payung, gerimis, secangkir coklat panas, roti bakar, selai coklat, dia, dan mendung yang aku tulis dengan tinta berbagai warna. Dalam catatanku, hujan pagi begitu indah. Sama indahnya dengan harapanku yang mekar ketika hujan. “Kakak, tutup jendelanya. Ini dingin sekali.” Adikku ngomel karena bias-bias hujan masuk ke dalam rumah. Beginila...