Jumat, 12 Juli 2019

Agar Bisa Bekerja di Pusat Penelitian Fisika LIPI

Multibeam System JEOL JIB 4610f
"Sebelum membaca tulisan ini, saya ingin menegaskan bahwa dimanapun kita berada akan selalu ada bagian menyenangkan dan bagian tidak menyenangkan. Tergantung bagaimana kita menikmatinya."
Menjelang satu tahun saya belajar di Pusat Penelitian Fisika LIPI Kawasan Puspiptek Serpong, saya ingin berbagi sedikit pengalaman yang mungkin bermanfaat bagi teman-teman yang ingin bekerja di Pusat Penelitian pemerintah. Terlebih dahulu saya ingin menegaskan bahwa apa yang saya tulis, murni berdasarkan pengalaman pribadi. Hanya berdasarkan perasaan. Tidak ada research mendalam, sehingga bisa jadi apa yang saya tulis tidak sepenuhnya benar. Tulisan ini hanya rangkuman jawaban untuk pertanyaan teman-teman selama satu tahun terakhir. Jawaban yang mungkin juga bersifat subjektif. Namun saya tidak bermaksud menjelekkan instansi manapun. Setiap kekurangan yang ada di negeri ini adalah PR kita bersama (termasuk saya) untuk memperbaikinya. Saya tuliskan agar tidak menjelaskan berulang kali setiap ada yang bertanya. Semoga tulisan ini memberi informasi bagi yang membutuhkan!

Melda kerja di LIPI ya?
Iya, saya bekerja di Pusat Penelitian Fisika LIPI yang ada di Kawasan Puspiptek Serpong sejak 16 Juli 2018. Sekedar informasi, LIPI itu luas. Ga hanya ada fisika, dan juga ga hanya ada di Serpong. Hingga detik ini, saya masih belum tahu LIPI secara menyeluruh.

Bagaimana saya bisa bekerja di LIPI? Apakah saya PNS?
Tidak, saya bukan PNS. Seleksi CPNS tahun 2018, saya memilih instansi lain. Tapi ga lulus. Saya bingung jika harus menjelaskan status saya di LIPI. Bukan honorer. Juga sulit untuk disebut sebagai pegawai kontrak. Ada SK dan surat perjanjian kerja yang diperbaharui setiap satu tahun sekali. Di surat ini, saya tercatat sebagai operator alat karakterisasi material.

Berapa lama saya akan bekerja di LIPI? Apakah saya berniat untuk mencoba CPNS LIPI?
Saya tidak tahu. Namun, orang-orang dengan status seperti saya sebaiknya di LIPI paling lama hanya dua tahun. Ini saran Ibu Kepala Pusat Penelitian Fisika. Tentu saja saya berharap status yang lebih baik Allah berikan lebih cepat. Melamar sebagai calon ASN di LIPI? Saya juga belum memutuskan. Saya masih belum bisa memantapkan hati dalam memilih tempat mengabdi bagi negeri. Sejauh ini, saya hanya melakukan yang terbaik untuk apa yang bisa dilakukan.

Bagaimana cara saya melamar di Pusat Penelitian Fisika LIPI?
Sejujurnya, LIPI adalah mimpi masa lalu yang terlupakan di akhir masa studi saya di ITB. Saat saya memutuskan untuk kembali ke daerah setelah lulus kuliah, saya dapat informasi dari Kakak Mentor bahwa Pusat Penelitian Fisika LIPI lagi butuh Operator Mikroskop Elektronik. Saya mengirimkan berkas lamaran melalui surat elektronik. Tidak butuh waktu lama, saya dihubungi dan diwawancara melalui tlpn. Saya diterima untuk bergabung. Saat itu beberapa minggu sebelum wisuda, saya memutuskan untuk mencoba. Apa salahnya memilih jalan sesuai essai yang saya tulis saat seleksi beasiswa LPDP

Untuk informasi, ada 4 cara agar bisa bekerja di Pusat Penelitian Fisika LIPI:

  1. Melalui seleksi CPNS Nasional. Bisa sebagai peneliti, bisa sebagai bagian administrasi. Tergantung pada formasi yang ada.
  2. Sebagai pegawai honorer. Sepengetahuan saya, ini hanya berlaku bagi yang ingin bekerja di bagian administrasi.
  3. Sebagai Research Assistant. Ini langsung menghubungi peneliti atau kelompok penelitian yang bersangkutan. Biasanya kelompok penelitian tertentu juga menyebarkan pengumuman jika mereka membutuhkan.
  4. Sebagai Operator Alat Karakterisasi. Di Pusat Penelitian Fisika LIPI ada banyak alat karakterisasi. Alat-alat ini membutuhkan bantuan dari luar (selain peneliti) untuk bisa digunakan.
Di LIPI saya ngapain aja?
Tugas saya adalah mengoperasikan alat UV-Vis dan Multibeam System JEOL JIB 4610f. Ini adalah mikroskop elektron dengan kemampuan dan harga yang fantastis. Kabarnya, alat ini dibeli dengan harga 17M dan diklaim sebagai satu-satunya mikroskop multibeam yang ada di Indonesia. Mengapa disebut multibeam? Karena satu alat ini memiliki banyak detektor sehingga bisa digunakan untuk mengambil gambar hingga ukuran nano (Field Emission Scanning Electron Microscope, FESEM), mendeteksi jenis unsur (EDX), dan preparasi sampel dengan ketebalan di bawah 50 nm (Focused Ion Beam, FIB). Karena alasan awal saya bekerja di LIPI adalah untuk penelitian, maka saya juga research di laboratorium. Sebenarnya, ini bukan jobdesc saya sebagai operator. Hanya karena hobi dan keinginan pribadi.

Bagaimana dengan gaji?
Sebenarnya ini adalah bagian paling sensitif. Tapi saya memutuskan untuk menyampaikan apa adanya agar menjadi pertimbangan bagi teman-teman yang ingin mencoba hal yang sama. Sebagai operator, saya dibayar Rp 100.000 per hari dengan jumlah hari kerja maksimal per bulan adalah 20 hari. Yups, itu artinya saya hanya dibayar Rp 2.000.000 setiap bulan. Jauh di bawah Upah Minimum Kota Tangerang Selatan dengan biaya hidup hampir menyamai Kota Jakarta. So, jika alasan teman-teman memilih untuk mengikuti langkah saya adalah uang, sebaiknya teman-teman berpikir ulang.

Selain gaji, fasilitas apa yang saya dapatkan sebagai pekerja?
Tidak ada, murni hanya gaji harian. Tidak ada asuransi kesehatan atau tunjangan lain. THR ada, jika tidak salah ingat nominalnya satu juta. Berdasarkan informasi dari teman sebelum saya, kebijakan setiap tahun bisa berbeda.

Jika begitu, mengapa saya masih mau bertahan?
Okay, sebagai lulusan Magister Fisika Institut Teknologi Bandung tentu saya punya mimpi yang lebih besar. Sebagai alumni penerima Beasiswa LPDP, tentu saya punya defenisi yang lebih tinggi tentang uang. Untuk sebuah mimpi, kadang kita perlu bersabar. Entah itu untuk waktu, materi, gengsi, atau apapun itu. Tidak semua hal di dunia ini bisa berjalan sesuai keinginan. Tidak setiap masa bisa kita lewati sesuai yang kita rencanakan. Ada saatnya kita diminta bisa berkorban. Lalu apakah kemudian kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan? Belum tentu. Kita harus menyiapkan mental untuk bisa menerima dengan ikhlas semua jalan yang Allah berikan. Setelah semua usaha yang kita lakukan, biarkan Allah yang memutuskan yang terbaik untuk kita.

Terdengar mudah dan memotivasi. Tapi ini hanya sebatas tulisan. Bukan berarti saya tidak pernah mengeluh selama satu tahun di sini. Setiap waktu, saya masih belajar untuk bisa bersabar dan bersyukur. Saya pikir, satu tahun terakhir ini masih belum sebanding dengan bertahun-tahun kemudahan yang Allah berikan sejak saya SD hingga memperoleh gelar magister. Di luar sana, masih banyak yang berjuang lebih baik dibandingkan saya dan cerita mereka jauh lebih menginspirasi dari apa yang saya tulis.

Dengan nominal itu, bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan?
Sejak awal, hasil kalkulasi matematika saya sebagai anak sains tidak pernah bisa menjelaskan bagaimana uang Rp 2.000.000 bisa mencukupi kebutuhan harian saya setiap bulan. Biaya sewa kos saya per bulan di Komplek Batan Indah adalah Rp 550.000. Biaya transportasi saya pulang-pergi kantor setiap bulan tidak kurang dari Rp 400.000. Saya hanya punya sisa uang Rp 1.050.000 untuk makan dan membeli kebutuhan lain. Sangat mustahil bisa cukup untuk membeli nasi padang seharga Rp 16.000 per bungkus selama satu bulan. Tapi Allah Maha Baik, saya selalu takjub bagaimana Allah memberikan rejeki untuk setiap makhluk-Nya.

Terinspirasi dari saran teman, saya mendaftar di Ruang Guru sebagai Kakak Les Privat. Kadang-kadang, saya juga menyempatkan diri mengisi kelas bimbel di dekat kantor. Saya merasa belum pantas menyebut diri sebagai guru, karena sesungguhnya saya yang banyak belajar dari adik-adik yang saya temui. Alhamdulilah, melalui mereka Allah berikan saya rejeki. Dari sini saya diingatkan betapa kurangnya rasa syukur saya selama ini. Allah tidak pernah membuat saya kekurangan, yang membuat saya kekurangan adalah ketidakmampuan dalam membedakan kebutuhan dan keinginan.

Bagaimana dengan jam kerja di LIPI?
Sama dengan jam kerja di kantor pemerintah pada umumnya. Senin s.d. Kamis dari jam 07.30-16.00 WIB, sedangkan Jumat 08.30-16.30 WIB. Ini berlaku untuk semua pekerja. Namun, saya masih sering bandel

Apakah ada denda jika mengundurkan diri dalam masa kontrak?
Untuk pekerja dengan status seperti saya, tidak ada. Tapi balik lagi ke kita sebagai manusia. Jika kita sebagai atasan, apakah kita tidak disulitkan jika ada pekerja kita yang berhenti mendadak? Maka sudah seharusnya, jika ingin berhenti, kita harus mengabarkan jauh-jauh hari. Kira-kira, sekitar satu bulan sebelum keluar.

Jika memang boleh keluar, mengapa saya masih di sini?
Setiap orang punya alasan mengapa memutuskan untuk bertahan. Bohong jika saya katakan tidak pernah melamar kerja di tempat lain. Bohong juga jika saya katakan sudah puas dengan kondisi yang sekarang. Saya melamar ke banyak tempat yang menurut saya cocok dengan visi-misi hidup saya. Hanya saja, Allah belum ijinkan. Allah masih ingin saya belajar bersabar dan bersyukur. Kata Guru Agama Islam saya waktu SMA, hidup itu menunggu giliran. Kadang mudah, kadang sulit. Kadang lapang, kadang sempit. Terbaik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Terbaik menurut Allah, sudah pasti yang terbaik untuk kita.

Apa suka duka bekerja di LIPI?
Dimanapun kita bekerja, semua ada suka duka. Apapun profesi kita, semua ada susah senangnya. Tidak ada satu pekerjaan tanpa kesulitan. Tidak ada satu tempat tanpa kekurangan. Juga mustahil tanpa kebaikan. Ini hanya tentang bagaimana kita menilai dan menyikapinya. Selama kita masih di dunia, kesulitan akan selalu ada. Setiap jiwa ada ujian masing-masing. Jalani ujian kita dengan usaha terbaik kita. Jangan berharap untuk mengerjakan ujian orang lain. Mungkin ujian orang lain terlihat mudah di mata kita, tapi percayalah kita tidak akan sanggup menjalaninya jika ujian itu diberikan kepada kita. Yakinlah bahwa apapun yang Allah berikan adalah yang terbaik untuk kita, yang membentuk diri kita menjadi versi yang paling baik.

Di LIPI, saya bisa melakukan penelitian karena tersedia cukup bahan dan alat karakterisasi. Mengenal dan mengoperasikan alat karakterisasi sendiri, membuat material baru, mengolah data agar bisa publikasi, menyampaikan ide, dan yang lebih penting belajar mengenal diri sendiri. Untuk melakukan penelitian, publikasi, dan konferensi, tergantung pandai-pandai nya kita dengan peneliti PNS di sana. Soal duka, saya pikir sama saja dengan persoalan klasik orang-orang yang bekerja. Tidak ada yang spesial, hanya soal bagaimana kita mengendalikan dan menempatkan diri. 

Setelah bekerja di LIPI, apakah saya punya kesempatan lebih besar untuk menjadi peneliti LIPI?
Tidak, status saya hanya sebagai pegawai kontrak. Jika ingin menjadi peneliti LIPI, saya masih harus melewati jalur yang sama dengan orang-orang yang belum pernah beraktivitas di LIPI. Melalui seleksi CPNS nasional, tidak ada pengkhususan.

Setelah bekerja di LIPI, apakah saya punya kesempatan melanjutkan studi atau beasiswa menjadi lebih mudah?
Tidak juga. Sekali lagi saya tekankan, bekerja di sini adalah pilihan dan proses belajar. Untuk orang dengan status seperti saya, LIPI tidak memberikan bantuan finansial untuk studi lanjut.

Apa rencana saya selanjutnya?
Sejujurnya, saya masih belum tahu. Saat ini, saya hanya fokus memperbaiki dan menata diri. Baik itu dari segi kepribadian, atau dari segi kemampuan dan keahlian. Jika Allah ijinkan, dalam beberapa bulan ke depan saya berniat untuk ikut konferensi dan mempublikasikan tulisan ilmiah. Sejauh ini, data penelitiannya masih belum lengkap. Setelah itu, saya tidak tahu. Saat tulisan ini dibuat, saya dalam kondisi tidak sedang melamar pekerjaan dimanapun. Tentu saja, saya juga ingin melanjutkan studi. Namun sepertinya tidak dalam tahun ini. 

Saya jadi ingat kalimat teteh di lab waktu saya masih studi. Bukan pekerjaan yang tidak ada, tapi yang bersangkutan saja yang terlalu memilih. Entahlah, saya sendiri tidak pantas berkomentar tentang hal ini. Saya yakin setiap manusia punya alasan untuk setiap keputusannya. Kita tidak berhak menilai benar atau salah atas pilihan orang lain. Saya rasa, kita sudah terlalu tua untuk nyinyir dengan hidup orang lain. Percayalah bahwa setiap orang ingin yang terbaik untuk dirinya. Tugas kita hanya memberi saran, soal keputusan itu hak yang bersangkutan. Memberi saran pun ada adabnya. 

10 komentar:

Irsan mengatakan...

makasih atas tulisannya Melda, masha Allah selalu menginspirasi

melda taspika mengatakan...

Duh,apalah aku san.Anyway,makasih loh udah baca cerita receh ini,hahaha

Ramacos Fardela mengatakan...

Luar biasa tulisan nya, semoga jd amal ibadah

mhblbery mengatakan...

Semoga selalu diberi keberkahan hidup kedepannya melda

melda taspika mengatakan...

aaamiin YRA,makasih da oos

melda taspika mengatakan...

Aaamiin YRA,do'a yang sama buat cak barri dan keluarga

Unknown mengatakan...

Kak mel...inspiratif bgd kak...

melda taspika mengatakan...

Terimakasih yaaaa.Maaf aku ga tahu ini siapa krn muncul di lamanku sebagai unknown,hahhaa

Afrizal mengatakan...

Sangat membantu mba, terima kasih, Insya allah bulan september ini saya di lipi mba, btw mba dulu di Fisika laser kah?

melda taspika mengatakan...

Bukan mas,saya fisika material.Salam kenal.