Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Komunitas

KAMIL Mengajar : Bulan dari Ganesha, Sinar Kecil Untuk Pendidikan Indonesia

Bersama adik-adik di depan Panti Asuhan Mitra Muslim Bandung Berbagi tidak melulu harus harta atau uang. Menyisihkan waktu untuk membantu orang lain juga sedekah yang bisa menjadi amal jariyah. Tidak semua orang mau dan mampu meluangkan waktu untuk mengajar anak-anak kurang beruntung yang tinggal di sudut Kota Bandung. Tapi tidak untuk kakak-kakak KAMIL Mengajar. Setiap akhir pekan, dari pagi hingga siang, kakak-kakak yang sebagian besar adalah mahasiswa Pascasarjana ITB ini meluangkan waktu untuk belajar dan mengajar adik-adik di Panti Asuhan Mitra Muslim Bandung. Bukan hanya berbagi pengetahuan dan membantu adik-adik yang kesulitan dalam belajar, kakak-kakak ini juga memotivasi adik-adik agar terus semangat untuk mengejar cita-cita. Selain itu, kakak-kakak ini juga menjadi fasilitator bagi mereka yang ingin menitipkan harta untuk membantu kebutuhan adik-adik. Mereka juga melakukan pegembangan  soft skill dan kreativitas adik-adik dengan mengadakan kegiatan yang mendukung, s...

Pelangi di Ujung Senja

Warna-warni dalam kesederhanaan Hari Lahirnya Pancasila, hari perayaan ideologi Indonesia. Pada hari yang sama, Keluarga Besar KAMIL Mengajar merengadakan Silaturrahmi dan Buka Bersama Adik-adik Panti Asuhan Mitra Muslim Bandung. Sebuah kebetulan yang luar biasa (setidaknya menurut aku pribadi). Selain melihat refleksi Pancasila dari sebuah aksi nyata, aku melihat banyak ketulusan dan kebaikan dalam kegiatan ini . Aku yakin, yang terkesan dan sempat terlena bukan hanya aku seorang diri. Tapi juga teman-teman yang sudah memberikan harta, meluangkan waktu, dan menyumbangkan peluh serta tenaga untuk adanya kegiatan ini. Dibandingkan mereka, aku tidak melakukan apa-apa (lebih sering memerintah sepertinya,hehe). Aky merasa beruntung mengakhiri lapar dan dahaga di hari ke-6 Ramadhan bersama mereka. Karena yang boleh lelah hanya raga Buat mereka yang turun tangan dari subuh hingga malam tiba, yang boleh lelah hanya raga-bukan jiwa. Dibalik suksesnya sebuah acara, ada mereka yang tid...

Tentang Hujan, Tawa, dan Percakapan

I called them "HOME" Dan mereka yang datang bukan orang-orang yang tidak memiliki kesibukan atau halangan . Hujan, bukan gerimis seperti yang dikatakan Mba Endang. Dari lantai empat Balubur Town Square (Baltos) terlihat kabut mulai turun. Tempias air menyelinap lewat jendela yang maju-mundur karena angin. Hujan deras mengguyur Bandung. Aku khawatir, takut jika kursi-kursi itu tetap kosong. Aku bisa memaklumi jika mereka membatalkan pertemuan. Tidak semua kejadian di dunia berada dalam kendali manusia . Aku dan mereka sama-sama tahu bahwa kita telah berusaha semampunya. Pramusaji kembali datang, memastikan jumlah kursi yang harus disediakan. Aku menjawab dengan jumlah maksimal. Optimis mereka akan datang.  Bahagia itu sederhana : Saat apa yang kau tunggu satu-persatu mulai datang . Merekah senyum di balik rasa bersalah, hujan membuat mereka basah. Aku tahu ada dingin, namun tawa dan canda menghangatkan semuanya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati seluas samuder...

Sebuah Cerita Yang Tak Pernah Usai

"Malas adalah musuh seorang anak Adam" Hari pertama Ramadhan 1438 H, aku memilih untuk melihat ke dalam diri. Bercermin pada apa yang aku alami selama enam bulan terakhir. Memetik pesan manis yang mungkin untuk ditulis. Selain ingin membersihkan laman blog pribadi yang sudah kusam oleh debu, aku ingin men- challenge  diri untuk menulis sekelumit kisah hidup yang kualami. Bukan untuk menginspirasi, hanya untuk membuatnya abadi, terpatri selamanya di dalam hati. Beberapa teman angkatan yang sempat mampir dalam potret bingkai kenangan Lagi-lagi satu semester berubah menjadi kenangan. Begitulah hidup. Hari kemarin menjadi sejarah, dan esok masih misteri. Sedangkan kita sering hanyut oleh aliran masa lalu. Atau sibuk merangkai rencana untuk esok yang belum pasti. Sedangkan detik ini kita lewati tanpa memberi arti. Semua yang lalu akan berubah menjadi sejarah. Tidak perlu diratapi, disesali, atau mungkin ditangisi. Move On ! Jika kita melihat dengan mata hati, ada ban...

Alam Takambang Jadi Guru

"Kelak, anak-cucuku harus mengenal alam sama baiknya dengan mengenal modernisasi" Jalan menuju Kampung Bamboo Angkot yang kami tumpangi merangkak naik melewati tanjakan di sepanjang jalan sempit menuju Kampung Bamboo. Foodcourt Surapati Core dan keramaian makin jauh tertinggal di belakang. Setelah beberapa kali bertanya pada penduduk yang memadati jalanan, kami sampai di tujuan. Hening, hamparan semak dan pohon dibalut gemerisik air sungai. Beberapa rumah dengan pintu tertutup masih terdapat di sisi jalan. Aku menghela napas panjang. Aroma khas dedaunan dan udara dingin melewati rongga hidung. Huh, sudah lama aku tidak menghirup udara tanpa polusi. Dalam mendung oleh gerimis yang sedang turun, sejenak terasa hawa dingin mulai memelukku. Namun, hangat tawa karena canda bersama mereka memberi panas dalam rongga dada. Walau aku adalah satu-satunya peserta yang tidak memiliki garis keturunan minang, aku tidak merasa canggung dan berbeda sekalipun sebagian besar dari me...

KELAS TERAKHIR : SELAMAT BERTEMU TEMAN

Perpisahan adalah hal yang pasti terjadi dalam setiap kehidupan. Jumat, 19 Februari 2016 adalah waktu terakhirku belajar di kelas PB (Pengayaan Bahasa) di ITB, program beasiswa LPDP. Delapan puluh satu hari telah berlalu. Ini kelas terakhirku bersama teman-teman dan guru-guru yang luar biasa. Kelas terakhir selalu mendatangkan perasaan bahagia sekaligus haru. Kelas terakhir adalah isyarat bahwa cerita ini perlahan tapi pasti akan terhenti. Sepertinya semua kisah akan berakhir sama seperti sebelumnya. Kita lulus SD, SMP, melepas seragam putih abu-abu, lalu melempar toga bersama. Di masa itu kita berjanji bahwa kita akan selalu berbagi, komunikasi tiada henti. Apalagi saat ini, dunia sudah terlalu canggih hingga kita bisa menyapa teman dari mana saja. Whatsapp , line , wechat , dan sejenisnya tak mampu membuat kita terus bersama. Itu hanya janji saat kita merasa haru ketika harus pergi ke jalan masing-masing. Esoknya, kita mulai malas untuk saling bertanya kabar. Tak ada yang salah d...