Sabtu, 27 Mei 2017

Sebuah Cerita Yang Tak Pernah Usai

"Malas adalah musuh seorang anak Adam"
Hari pertama Ramadhan 1438 H, aku memilih untuk melihat ke dalam diri. Bercermin pada apa yang aku alami selama enam bulan terakhir. Memetik pesan manis yang mungkin untuk ditulis. Selain ingin membersihkan laman blog pribadi yang sudah kusam oleh debu, aku ingin men-challenge diri untuk menulis sekelumit kisah hidup yang kualami. Bukan untuk menginspirasi, hanya untuk membuatnya abadi, terpatri selamanya di dalam hati.


Beberapa teman angkatan yang sempat mampir dalam potret bingkai kenangan

Lagi-lagi satu semester berubah menjadi kenangan. Begitulah hidup. Hari kemarin menjadi sejarah, dan esok masih misteri. Sedangkan kita sering hanyut oleh aliran masa lalu. Atau sibuk merangkai rencana untuk esok yang belum pasti. Sedangkan detik ini kita lewati tanpa memberi arti. Semua yang lalu akan berubah menjadi sejarah. Tidak perlu diratapi, disesali, atau mungkin ditangisi. Move On! Jika kita melihat dengan mata hati, ada banyak hikmah dari rangkaian kejadian yang kita alami. Sukses atau gagal hanya sebuah proses yang dikirim Tuhan untuk melihat sejauh mana manusia mampu untuk bertahan.

KAMIL ITB 2016 : tempat singgah saat lelah
Saat kau pergi meninggalkan rumah ibu-bapakmu, maka carilah rumah baru. Walau hanya rumah singgah, jangan sampai salah memilih rumah. Rumah adalah bangunan yang melindungimu dari terik kehidupan, yang menjagamu dan memberi rasa aman, yang menaungimu dari jahatnya dunia luar. Sebentar, hanya beberapa bulan. Tapi memberi kesan yang mendalam. Bertemu dengan teman-teman unik yang membawaku masuk dalam ruang kebaikan. Ternyata aku tidak pernah benar-benar sendirian. Ah, aku terharu. Sungguh Tuhan Maha Romantis telah mengirim kalian ke dalam hidupku.

Waktu bergulir dan aku harus pindah ke rumah lain
Sejak lama aku berangan untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Bertahun-tahun semua itu hanya menjadi angan. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mereka yang memiliki satu tujuan : "Kita harus membahagiakan diri sendiri dan orang lain dengan berbagi sedikit kebaikan." Sebelumnya aku pikir menjadi baik itu gampang. Toh, semua orang akan senang. Kamu bukan melakukan sesuatu yang salah. Ternyata adalah sesuatu yang berbeda ketika sebuah mimpi menjadi nyata. Aku pikir saat aku belajar menjadi baik, seluruh semesta akan merestuinya. Ternyata bukan. Selalu ada kata-kata miring yang hadir untuk didengar. Selalu ada salah kaprah, kebaikan yang kita lakukan juga memungkinkan untuk menyakiti orang lain. Bahkan ada prasangka dengan diri sendiri, bahwa apa yang aku lakukan membawa dampak kerugian. Sampai kapanpun, setan tidak akan membiarkan kita merasa damai karena berbuat baik.

Dan mereka yang aku sebut sebagai teman, pada dasarnya lebih dari seorang saudara. Aku terbiasa hidup di perantauan. Pindah dari satu rumah ke rumah lain. Dan Tuhan selalu menyertai banyak teman-teman baik dalam setiap perpindahan yang aku lakukan. Suatu waktu aku merasa, mereka yang berada di sekelilingku adalah manusia pilihan yang sengaja dikirim Tuhan untuk menuntunku dalam menemukan jalan hidup yang lebih baik di mata Tuhan. Aku terbiasa bercerita banyak hal karena aku percaya mereka yang mendengar adalah teman-teman baik yang akan menegurku ketika salah, yang akan mendukungku ketika benar. Mereka tidak membenarkan semua yang aku lakukan hanya karena ingin membuatku senang. Maka buatku, nikmat yang diberikan Allah bukan hanya rejeki yang halal, keluarga, kesehatan, ilmu yang bermanfaat, iman, dan taqwa saja. Teman baik yang membuatmu menjadi baik juga satu dari sejumlah nikmat Allah yang tidak bisa kau hitung. 

Dan ini adalah jendela dimana aku bisa melihat banyak kebaikan
Akhirnya aku memahami satu hal, mereka adalah jendela dimana aku bisa melihat banyak kebaikan. Saat aku marah, saat aku kesal, saat aku jengah, atau saat aku merasa muak karena segala sesuatu tidak berjalan sesuai yang aku inginkan. Maka di saat itu aku melihat mata-mata teduh yang membuat damai. Lalu aku akan sadar bahwa pemilik bayangan dalam bola itu tidak seharusnya mengeluh, apalagi sampai berhenti untuk berjuang. Aku harus bangkit bersama tangan-tangan hangat yang akan menuntunku berjalan ke arah tujuan. Ada banyak hal yang harus kita perjuangkan. Karena apapun yang kita lakukan mustahil bisa membuat senang semua orang, maka lakukan segala sesuatu yang membuatmu merasa damai. Terimakasih untuk mereka yang tidak bisa disebut nama. Kita masih memiliki banyak mimpi, maka tidak seharusnya kita berjalan seorang dari. Dan begitulah sebuah cerita, hingga kapanpun ia tak mengenal kata usai.

-Selamat menjalani ibadah puasa teman-teman-
 
#Ramadhaninspiratif
#Challenge
#Aksara


Tidak ada komentar: