-Dirangkum dari berbagai sumber-
Secara umum, sebuah penelitian dilakukan karena dua alasan: hobi dan tuntutan profesi. Penelitian yang dilakukan karena profesi (sebagai mahasiswa, dosen, dan peneliti) pada umumnya menuntut output yang tercatat secara ilmiah, baik itu berupa laporan eksperimen, skripsi, tesis, disertasi, atau artikel yang diterbitkan oleh publisher tertentu. Masing-masing memiliki kriteria tersendiri, tergantung pada bidang ilmu dan instansi terkait. Dalam tulisan ini, akan dibahas poin-poin umum yang harus dilakukan dalam penelitian Fisika Material atau Kimia agar hasil penelitian bisa dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Mungkin juga bisa diadopsi oleh bidang ilmu lain. Untuk mendapatkan sekumpulan data yang bisa dipublikasikan, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan sebelum, saat, dan setelah melakukan penelitian. Apa saja yang harus dilakukan?
- Sebelum Melakukan Penelitian
1. Menemukan ide (studi literatur)
Ide adalah kunci sebuah penelitian. Penelitian akan lebih mudah untuk bisa dipublikasikan jika belum pernah dilaporkan oleh orang lain. Penelitian dengan ide umum akan lebih susah dipublikasikan. Namun, menemukan ide yang benar-benar baru (novelty) juga tidak mudah, karena saat ini hampir tidak ada ilmu yang benar-benar baru. Lalu apa yang bisa dilakukan? Creativity. Membaca sebanyak mungkin penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain dari sumber terpercaya seperti Scopus, Web of Science, dan Google Scholar. Sayangnya, Scopus dan Web of Science tidak bisa diakses secara gratis, hanya bisa diakses oleh mereka yang sudah berlangganan. Sambil membaca, temukan masalah yang masih mereka hadapi, lalu menyusunnya ke dalam ide yang bisa direalisasikan. Biasanya, banyak peneliti menyampaikan masalah mereka secara tersirat agar kelemahan penelitian mereka tidak terlihat dan juga untuk menjaga kerahasiaan. Mengapa kerahasiaan itu perlu? Karena satu ide penelitian menginginkan output tulisan yang berkelanjutan (lebih dari satu, serial). Dalam menemukan kebaruan, usahakan juga untuk membaca topik yang mirip dari rumpun penelitian lain. Contoh, jika ingin melakukan penelitian tentang Carbon Dots (CDs), baca juga penelitian tentang Graphene, BCNO, atau material luminesen lain yang mirip dengan CDs. Mengapa demikian? Agar bisa mengadopsi ide yang sudah dilakukan di rumpun penelitian lain untuk diterapkan di penelitian kita. Jika berhasil, itu sudah bisa disebut kebaruan. Karena memiliki keterbatasan waktu, maka kita juga harus cerdas dalam membaca hasil publikasi orang lain. Selain memperhatikan topik penelitian terkait, perhatikan juga penulis dan publisher tulisan yang dibaca. Utamakan membaca tulisan dari penulis dan penerbit yang terpercaya. Salah satu kriterianya adalah dengan mempertimbangkan jumlah sitasi dan rekam jejak penulis yang bisa dilihat di website laboratorium atau instansi terkait.
Apa saja ruang lingkup novelty? Sebuah kebaruan bisa berupa material atau metode baru yang digunakan, hasil yang diperoleh, atau pembahasan yang dipaparkan. Jika penelitian yang dilakukan hanya mengganti material pokok yang digunakan, maka nilai kebaruan ini sangat kecil, kecuali hasil yang diperoleh sangat berbeda atau bisa menyelesaikan permasalahan lain. Contoh, jika dalam membuat CDs, hanya mengganti urea dengan sumber nitrogen lain, dan CDs yang dihasilkan tidak memiliki sifat baru, maka ini belum bisa disebut kebaruan. Jika material penggantinya adalah sampah plastik, walaupun karakteristik CDs yang dihasilkan masih mirip dengan penelitian sebelumnya, kebaruan penelitian ini sudah tinggi karena memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan. Biasanya, penelitian yang bisa menghasilkan produk baru, teori baru atau mampu menjelaskan suatu proses seperti skema reaksi, struktur mikro yang menghasilkan sifat makro memiliki novelty yang lebih tinggi. Semakin tinggi novelty, semakin mudah hasil penelitan bisa dipublikasikan.
2. Mengonfirmasi ide dengan penelitian yang sudah dilaporkan oleh orang lain
Mengapa ini penting? Agar penelitian kita tidak sia-sia. Di tahap ini, KEPO menjadi sangat penting. Pantau terus perkembangan penelitian terkait yang dilakukan oleh orang lain.
3. Menyusun bagan penelitian
Setelah memastikan ide yang disusun belum pernah dilaporkan oleh orang lain, susunlah rencana penelitian yang akan dilakukan. Sebuah penelitian tanpa rencana hanya akan membuang-buang waktu dan materi. Setiap ide dan eksperimen harus tercatat dengan rinci karena sebagai manusia kita tidak mungkin bisa mengingat dengan rinci dalam periode waktu yang lama. Bisa jadi, penelitian yang dilakukan saat ini terpaksa kita hentikan, tapi kembali kita butuhkan beberapa tahun kemudian. Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat bagan penelitian?
a) Safety
Sebelum memulai penelitian, pastikan penelitian yang dilakukan aman untuk diri sendiri dan orang lain. Kenali karakteristik material dan alat yang digunakan dengan membaca MSDS dan SOP alat yang akan digunakan. Contoh sederhana, tidak menuang air ke dalam asam atau basa di dalam gelas kimia, namun sebaliknya, asam atau basa yang dituang ke dalam air. Ini sederhana, namun ketidak tahuan kita bisa menimbulkan bahaya. Air yang dituang ke dalam asam atau basa reaktif akan menimbulkan panas yang bisa membuat gelas pecah. Oleh sebab itu, asam atau basa yang dituang ke dalam air sedikit demi sedikit agar panas yang dihasilkan tidak berlebihan. Gunakan magnetic bar yang sesuai dengan diameter gelas kimia. Salah menggunakan magnetic bar bisa menyebabkan gelas jatuh saat magnetic bar diputar. Perkirakan juga reaksi yang akan terjadi, tekanan, dan panas yang dihasilkan dalam eksperimen. Tekanan dan panas yang berlebih bisa menimbulkan ledakan.
b) Logis
Jangan boros menggunakan material dan jangan mencoba tanpa landasan pengetahuan. Pertama, lakukan sesuai referensi yang dibaca. Namun, harus cerdas. Jika massa material yang digunakan di referensi cukup besar, maka kurangi dengan perbandingan skala yang benar. Namanya juga mencoba. Jika referensi yang diacu hanya menyebutkan perbandingan massa, maka insting harus kuat dalam menebak jumlah spesifik yang akan digunakan. Selain itu, urutan kerja dalam eksperimen juga menentukan. Proses yang dibalik bisa menghasilkan produk yang berbeda. Jangan lupa, ada recipe yang dirahasiakan oleh paper yang kita gunakan sebagai referensi. Entah itu jenis material atau cara kerja. Jadi belum tentu kita bisa membuat material yang sama dengan referensi hanya dengan satu kali mencoba.
c) Prioritas
Karena penelitian dibatasi oleh waktu, maka susunlah skala prioritas. Tentukan variabel yang ingin diamati terlebih dahulu. Variabel yang diamati selanjutnya harus berhubungan dengan yang sebelumnya agar data yang diperoleh bisa saling mengonfirmasi dalam pembahasan. Pertimbangkan juga apa yang akan dilakukan terhadap hasil yang didapatkan. Jangan asal coba-coba (lihat saja nanti), ini kurang efisien.
4. Membuat hipotesis
Mengapa hipotesis itu penting? Agar memiliki tujuan yang jelas. Penelitian yang mengacu pada hipotesis akan memudahkan kita dalam menganalisa hasil. Hipotesis itu apa saja? Bisa berupa kemungkinan produk yang akan dihasilkan. Bisa juga teori ilmiah yang akan dijelaskan. Contoh, penggunaan material A dan B dalam eksperimen diduga akan menghasilkan material baru dengan sifat yang lebih unggul. Atau, eksperimen X dilakukan untuk membuktikan teori Y. Hipotesis dan bagan penelitian juga akan memudahkan kita dalam menulis.
- Saat Melakukan Penelitian
- Lakukan eksperimen setelah memahami safety. Jangan melakukan eksperimen sendirian, terlebih lagi saat melakukan untuk pertama kali. Pahami kelistrikan dengan baik karena tidak semua alat bisa dihubungkan ke sumber tegangan 220 V. Beberapa alat harus dihubungkan ke sumber tegangan 110 V. Perhatikan sambungan listrik yang digunakan, penggunaan kabel yang tidak sesuai bisa menyebabkan kebakaran. Gunakan jas lab dan masker sesuai standar.
- Perhatikan kebersihan wadah yang digunakan. Beberapa penelitian sangat rentan terhadap pengotor. Gunakan wadah sesuai fungsinya.
- Gunakan spatula berbeda saat mengambil bahan kimia berbeda. Bahan kimia berlebih yang sudah dikeluarkan dari wadah penyimpanan jangan dimasukkan kembali ke dalam wadah penyimpanan karena bisa menjadi kontaminasi yang merusak semua bahan kimia. Simpan bahan kimia sesuai kondisi yang disyaratkan di MSDS. Perhatikan juga tanggal kadaluarsa bahan kimia yang digunakan.
- Untuk pertama kali, ada baiknya untuk meniru referensi yang ada. Jika sudah berhasil, baru dilanjutkan sesuai ide yang ada di bagan penelitian.
- Perhatikan kondisi lingkungan saat eksperimen, seperti suhu udara dan kelembaban. Bisa jadi ini mempengaruhi produk yang dihasilkan.
- Catat semua perlakuan saat eksperimen agar tidak mengulangi pekerjaan yang sama karena lupa. Pencatatan juga memudahkan kita menentukan langkah selanjutnya saat kita menemukan masalah.
- Jangan membuang limbah eksperimen ke lingkungan melalui wastafel. Buang limbah ke dalam wadah yang sesuai. Pisahkan limbah asam, basa, organik, dan padatan. Jangan juga membuang sisa bahan kimia, tissu bekas eksperimen, atau pecahan kaca dan sebagainya ke tempat sampah umum. Sayangi orang lain yang mungkin bisa terluka.
- Jangan melakukan eksperimen saat kondisi tubuh dan pikiran tidak fit atau sambil bercanda. Tidak serius bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Jika terjadi problem seperti kerusakan alat atau kesalahan saat eksperimen, jangan didiamkan begitu saja, tapi segera bahas dengan pembimbing lab agar bisa menjadi perbaikan untuk selanjutnya dan juga menjadi pelajaran untuk orang lain.
- Jangan membawa makanan dan minuman ke dalam laboratorium eksperimen. Usahakan juga untuk minum susu setelah berinteraksi dengan bahan kimia atau sinar X.
- Poin 1 s.d. 9 sering diabaikan karena dikira tidak berhubungan langsung dengan hasil eksperimen. Padahal, setiap hal yang dilakukan, walaupun terkesan receh tanpa disadari berpengaruh terhadap hasil karena cara kerja menggambarkan kualitas dan kemampuan diri kita.
- Selama dan setelah melakukan penelitian, pantau selalu perkembangan penelitian terkait yang dilakukan orang lain. Jangan sampai topik penelitian kita sudah dipublikasikan oleh orang lain. Jika ini terjadi saat penelitian, maka kita harus menemukan ide baru untuk membuat penelitian kita kembali berbeda dari yang orang lain lakukan agar tetap bisa publikasi.
- Jangan menunggu semua sampel selesai dibuat, baru kemudian melakukan karakterisasi dan analisa. Lakukan karakterisasi dan analisa sesering yang kita bisa. Misalnya, satu kali dalam seminggu. Selain untuk menjaga kita tetap fokus pada hipotesis, ini juga berfungsi untuk mengonfirmasi eksperimen yang kita lakukan sudah benar atau belum dan bisa menjadi acuan untuk langkah selanjutnya.
- Mulai menulis saat melakukan penelitian karena pada masa ini ingatan kita masih segar. Jika menulis baru dilakukan setelah semua eksperimen selesai, kita akan mulai lagi dari awal karena sudah lupa.
- Simpan data dan referensi dengan nama file yang jelas. Ini memudahkan kita dalam mencari. Nama file yang tidak jelas akan membuat kita malas untuk menulis di kemudian hari.
- Jangan membuang data yang dianggap 'gagal' karena tidak jarang data yang 'gagal' dibutuhkan dalam pembahasan.
- Cerdas dalam memilih karakterisasi yang dilakukan. Jangan membuang-buang sampel atau uang untuk karakterisasi yang tidak diperlukan.
- Lakukan eksperimen sesuai bagan penelitian. Melakukan eksperimen dengan acak selain membuat bingung juga rentan menghasilkan data yang tidak saling berhubungan sehingga tidak bisa dibahas atau ditarik kesimpulan.
- Jangan membuang sampel sebelum publikasi tulisan. Bisa jadi sampel tersebut masih dibutuhkan untuk karakterisasi tambahan yang diminta oleh publisher.
- Jangan mem-posting gambar hasil karakterisasi di sosial media yang terhubung dengan mesin pencari seperti google sebelum publikasi diterbitkan karena bisa menyebabkan plagiarisme saat publikasi.
- Setelah Melakukan Penelitian
- Cari publisher dan jurnal tempat kita akan submit tulisan. Pertama, cari jurnal yang mempublikasikan topik paling mirip dengan penelitian kita. Masing-masing jurnal punya ruang lingkup sendiri. Kedua, pertimbangkan nilai kebaharuan kita. Terlalu percaya diri akan menghasilkan penolakan. Terlalu minder akan membuat tulisan kita kurang maksimal. Data jurnal bisa dilihat di scimagojr.
- Jika sudah memutuskan jurnal tempat publikasi, mulai menulis sesuai template yang diminta. Ingat, hal pertama yang dilihat oleh editor adalah tampilan. Sebagus apapun tulisan kita, jika tidak mengikuti aturan yang ditetapkan membuat editor malas untuk membaca. Tiap jurnal punya template berbeda.
- Buat gambar dan grafik sebagus mungkin (lebih rinci akan dibahas pada bagian lain).
- Mulai menulis dari pendahuluan. Pendahuluan adalah peta yang menentukan kemana hasil penelitian kita akan dibawa. Yang perlu diperhatikan pada bagian pendahuluan adalah : pengenalan singkat penelitian kita, penelitian terkait yang sudah dilakukan oleh orang lain (uraikan masalah yang masih mereka hadapi dengan rinci), perbedaan penelitian kita dengan yang sudah orang lain lakukan dan solusi yang kita tawarkan untuk masalah yang mereka hadapi, baru kemudian ditutup dengan uraian singkat tentang penelitian yang kita lakukan. Kita harus bisa menyebutkan novelty (kebaruan) dalam pendahuluan.
- Tulisan bagian eksperimen secukupnya, terutama pada bagian langkah kerja. Cara kerja harus ditulis dengan jelas, tapi jangan terlalu polos. Pertimbangkan kemungkinan penelitian kita akan ditiru oleh orang lain. Di sini kita mulai bermain kata. Harus jujur dalam menulis, juga harus menyimpan rahasia jika penelitian yang sama sedang dikerjakan dan akan dipublikasikan juga dikemudian hari. Cara kerja kita harus bisa diikuti oleh orang lain.
- Buat pembahasan sesuai dengan karakter jurnal tempat kita akan submit. Kita bisa melihat bagaimana tulisan orang lain yang sudah terbit di jurnal yang kita tuju. Buat pembahasan yang padat, tidak bertele-tele. Satu kalimat dan kalimat berikutnya saling terhubung. Satu paragraf dan paragraf berikutnya nyambung. Tulis dengan berurutan. A mempengaruhi B, B mempengaruhi C, dan seterusnya. Data hasil penelitian juga ditampilkan dengan berurutan. Data yang akan dikonfirmasi dijelaskan terlebih dahulu. Data pengkonfirmasi dijelaskan kemudian. Contoh, kita ingin mengatakan bahwa aglomerasi berpengaruh terhadap struktur dan sifat optik. Maka yang pertama ditampilkan adalah gambar morfologi, baru kemudian data XRD dan UV-Vis. Pembahasan yang baik adalah pembahasan yang menghubungkan semua data hasil penelitian, bukan hanya penjabaran satu persatu.
- Buat kesimpulan tentang poin-poin penting yang kita hasilkan dan mewakili semua data penelitian.
- Abstrak ditulis terakhir karena abstrak harus bisa menggambarkan penelitian kita secara ringkas tapi rinci dengan menonjolkan novelty. Ingatlah bahwa dibaca atau tidaknya tulisan kita bergantung pada abstrak yang kita tulis.
- Jika naskah tulisan kita sudah selesai, periksa kembali sebelum submit ke jurnal. Jika memungkinkan, gunakan software untuk memeriksa struktur dan plagiarisme (akan dibahas lebih rinci pada tulisan lain).
- Usahakan untuk tidak menulis secara manual. Gunakan otomatisasi terutama untuk bagian referensi agar tidak kesulitan saat menghapus dan mengubah tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar