Langsung ke konten utama

Postingan

I MISS MY MEMORABLE CHILDHOOD

            I want to go back to the time when my mother and I were always together. Before my brother and sister were born, I was the only one more than five years. Because of that, my mother was the most memorable friend in my childhood. My mother used to take me along her everywhere she went. Going to our family’s houses and neighborhood, to the market, to the river, or to our farm.             The most unforgettable moment in my childhood was when my mother got an extremely hard illness. For many days, my mother was only on the bed. She was not able to get up, cook, or do another household. I felt so sad because she could not play with me. I was taken care by my father. I often cried. That was not because I did not like my father, but I missed the kindness of my mother. When her healing was successful, I felt very blissful. My favorite part was going to the farm along with my mother. I liked he...

My Achilles Heel

      This is my first time writing in English. I absolutely feel frustrated because of my grammar. It is not easy when I must speak or write in English. In the other hand, I fully understand when I read articles or journals. My pronunciation is so bad that often makes people confusing. Occasionally, what I mean is different of the listener understanding. Shortly, English is my achilles heel.       In this writing, I want to tell you about my experiences with English. I knew English for the first time when I was a student of the fifth grade in the elementary school. In the time, I bought a book which had materials of many subjects. One of those was English. Although it was only a few of English, I was delightful. Because I did not know what the rules of English, I spelled all of words with the same way when I read Indonesian.       I did not have English teacher in my elementary school, because I lived in countryside. When I was a studen...

KELAS TERAKHIR : SELAMAT BERTEMU TEMAN

Perpisahan adalah hal yang pasti terjadi dalam setiap kehidupan. Jumat, 19 Februari 2016 adalah waktu terakhirku belajar di kelas PB (Pengayaan Bahasa) di ITB, program beasiswa LPDP. Delapan puluh satu hari telah berlalu. Ini kelas terakhirku bersama teman-teman dan guru-guru yang luar biasa. Kelas terakhir selalu mendatangkan perasaan bahagia sekaligus haru. Kelas terakhir adalah isyarat bahwa cerita ini perlahan tapi pasti akan terhenti. Sepertinya semua kisah akan berakhir sama seperti sebelumnya. Kita lulus SD, SMP, melepas seragam putih abu-abu, lalu melempar toga bersama. Di masa itu kita berjanji bahwa kita akan selalu berbagi, komunikasi tiada henti. Apalagi saat ini, dunia sudah terlalu canggih hingga kita bisa menyapa teman dari mana saja. Whatsapp , line , wechat , dan sejenisnya tak mampu membuat kita terus bersama. Itu hanya janji saat kita merasa haru ketika harus pergi ke jalan masing-masing. Esoknya, kita mulai malas untuk saling bertanya kabar. Tak ada yang salah d...

LELAKI PAYUNG

Adzan subuh berkumandang bersamaan dengan dering alarm. Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar titik hujan di atap. Mulanya pelan seperti bisikan. Lalu saling meningkahi dan berujung pada gemuruh berkepanjangan. Kubuka mata perlahan. Di sebelahku, adik menarik selimut dengan mata terpejam. Tak ada tanda untuk bangun. Lolongan alarm sudah ia matikan. Hujan di pagi hari memang demikian. Membuat betah di atas peraduan. Aku tidak demikian. Selama tiga bulan terakhir, hujan pagi adalah harapan. Bahkan setiap malam sebelum memejamkan mata aku berdo’a, ‘Tuhan, turunkan hujan di subuh-Mu esok hari.’ Buku harianku dipenuhi cerita hujan di pagi hari. Payung, gerimis, secangkir coklat panas, roti bakar, selai coklat, dia, dan mendung yang aku tulis dengan tinta berbagai warna. Dalam catatanku, hujan pagi begitu indah. Sama indahnya dengan harapanku yang mekar ketika hujan. “Kakak, tutup jendelanya. Ini dingin sekali.” Adikku ngomel karena bias-bias hujan masuk ke dalam rumah. Beginila...

GRAPHYTY=10

Padang, 27 Oktober 2015 Hari ini aku menyempatkan diri membuka kembali file-file lama yang ada di laptop. Sesaat aku terhenti pada satu gambar lama, mengamati satu persatu mereka yang ada di sana. Aku berbisik pada diri sendiri, ‘Rasanya seperti kemarin aku masih bersama mereka. Sungguh waktu terlalu cepat membuat kita kembali harus memiliki jalan masing-masing.’ Akhirnya aku memutuskan untuk kembali menulis cerita yang pernah kami ciptakan bersama. Mungkin ini hanyalah sedikit potongan cerita yang tertinggal di memoriku dan memori mereka juga. Setidaknya, kita masih punya kenangan yang bisa kita bawa dalam hidup masing-masing. BAKTI MABA UNAND ANGKATAN 2010 Agustus 2010, jika aku tidak salah ini bulan pertama kita berjumpa. Saat itu kita masih malu-malu. Sedikit bicara, dan sesekali tertawa bersama. Setiap kita punya cerita masing-masing mengapa memilih Fisika. Kita memang belum akrab, tapi kita menyempatkan diri untuk menikmati buka puasa bersama. Rektorat UNAND sak...

PENGALAMAN BERBURU BEASISWA LPDP

Awal mulanya saya ingin memberi judul tulisan ini ‘Tips Mendapatkan Beasiswa LPDP’. Namun, saya merasa tidak cukup pantas karena banyak teman-teman di luar sana yang jauh lebih baik dibandingkan saya. Akhirnya saya putuskan untuk berbagi cerita seputar pengalaman berburu beasiswa setelah banyaknya permintaan dari teman-teman ,’Bagi dong Mel tipsnya biar lulus beasiswa LPDP.’ Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat untuk diri sendiri dan para pembaca.

SURAT BUAT KAKAK

Assalamualaikum Sister, apa kabar? Sebenarnya kami ingin mengirim surat ini besok. Namun, karena berbagai alasan kami mengirimnya hari ini, satu hari sebelum kau lahir 18 tahun yang lalu. Surat ini adalah kado kecil dari kami. Walau bagaimanapun, kami berharap semoga surat ini bisa mengobati sedikit rindu di antara kita. Alhamdulillah, 18 tahun lalu kau dititipkan Allah pada keluarga kita untuk menjadi saudaraku, lebih tepatnya sebagai adik. Suatu nikmat yang luar biasa karena hingga detik ini Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga walaupun kita selalu tinggal berlainan kota. Awal mulanya, kita tumbuh bersama dengan hubungan yang tidak begitu damai . Sebagai anak kecil, wajar saja kita terlalu sering bertengkar dan saling menyakiti. Karena waktu, akhirnya kita memahami betapa hubungan baik sungguh sangat berharga. Selamat hari lahir, Sister. Lucu rasanya membayangkan kita berbicara menggunakan sapaan kau , -mu , aku , atau –ku karena memang ...