Padang, 27 Oktober 2015
Hari ini aku menyempatkan diri membuka
kembali file-file lama yang ada di laptop. Sesaat aku terhenti pada satu gambar
lama, mengamati satu persatu mereka yang ada di sana. Aku berbisik pada diri
sendiri, ‘Rasanya seperti kemarin aku masih bersama mereka. Sungguh waktu
terlalu cepat membuat kita kembali harus memiliki jalan masing-masing.’
Akhirnya aku memutuskan untuk kembali menulis cerita yang pernah kami ciptakan
bersama. Mungkin ini hanyalah sedikit potongan cerita yang tertinggal di
memoriku dan memori mereka juga. Setidaknya, kita masih punya kenangan yang
bisa kita bawa dalam hidup masing-masing.
- BAKTI MABA UNAND ANGKATAN 2010
Agustus 2010, jika aku tidak
salah ini bulan pertama kita berjumpa. Saat itu kita masih malu-malu. Sedikit
bicara, dan sesekali tertawa bersama. Setiap kita punya cerita masing-masing
mengapa memilih Fisika. Kita memang belum akrab, tapi kita menyempatkan diri
untuk menikmati buka puasa bersama. Rektorat UNAND saksinya, kita yang masih
polos menyantap buka puasa di bawah langit senja. Aku masih ingat saat kita
pertama kali saling kenal. Dalam formasi lingkaran, dibalut seragam
putih-hitam. Memang tak saling berjabat tangan. Cukup menyebutkan nama saja.
Namun, itu cukup bagi kita untuk saling menerima. Ya, kalian adalah teman-teman
baruku. Jadi maklumi saja jika aku masih suka lupa nama.
- BAPESTAPORA MAHASISWA FISIKA
Pembinaan adalah awal mula kita
mengakrabkan diri. Banyak cerita lucu yang kita bangun bersama. Wajar saja jika
kala itu kita masih memamerkan ego SMA. Tekanan demi tekanan memaksa kita untuk
memahami sesama. Aku pun begitu, belum bisa menerima kalian semua bagaimana
adanya. Maklumi saja jika kita saling mempertahankan diri dengan membangun
kelompok sebagai bentengnya. Namun, kita tak bisa memungkiri bahwa benteng yang
sesungguhnya adalah angkatan kita. Sindiran, pertengkaran, atau ada yang merasa
itu penindasan adalah warna untuk hubungan kita. Bukankah hidup lebih indah
jika kita punya lebih dari satu warna?
- PHYSIC FESTIVAL 2012
Detik membawa kita pada tahun.
Tahun berganti, beberapa dari kita terpaksa pergi karena sebuah pilihan. Memang
begitulah kehidupan yang seharusnya, Teman. Jika kita tidak meninggalkan, maka
kita yang ditinggalkan. Kita yang sedikit lebih saling kenal dari sebelumnya,
meleburkan diri bersama dalam rangkaian acara PF secara suka rela. Walau tak
bisa dipungkiri ada cela di antara kita karena sebuah acara. Mulai dari
perselisihan kecil karena masalah manajemen kerja, hingga suatu ketika saat emosi
mengalahkan kebersamaan yang pernah ada. Mulai dari tertawa bersama, bercerita
apa adanya, berbagi semua yang ada, menyibukkan diri demi jalannya acara kita. Suatu
waktu kita merasa bahwa kita adalah keluarga. Diwaktu lain, semuanya berubah
jadi rasa kesal yang menggunung, kemarahan yang tiada terbendung, saling bicara
kekurangan teman, bahkan beberapa kali sempat terlontar kata-kata menyakitkan.
Menurutku wajar saja, karena kita semua manusia.
- KITA DAN LAPORAN PRAKTIKUM
Sesi terbaik untuk saling kenal
adalah masa-masa mengerjakan laporan praktikum. Demi sebuah laporan, kita
bersama. Kampus adalah tempat terbaik mengerjakan laporan. Dan teman adalah
partner kerja. Makan bersama, duduk bersama menunggu senja. Sebenarnya, kita
hanya bercerita saja. Melewatkan waktu dengan tertawa. Tidak benar-benar
belajar atau mengerjakan tugas apa saja. Saat itu kita merasa indahnya dunia
mahasiswa.
Beberapa kali kita mencoba
memperpanjang waktu untuk bersama. Kita jadikan laporan praktikum, tugas
kuliah, rapat organisasi, planning acara, atau apa saja untuk bisa bersama. Touring
bersama adalah hobi kita disetiap ada kesempatan. Sekarang aku berpikir bahwa
masa-masa itu benar-benar gila. Aku yang dulunya anak rumahan pergi kemana
saja. Bermain hingga larut malam. Bahkan beberapa kali nginap bersama. Namun,
itu adalah kenangan berharga di antara kita.
- KILAS BALIK RUANG KULIAH
Gedung kuliah jadi saksi bisu
bahwa kala itu kita belum benar-benar dewasa. Diantara kita ada yang suka
datang terlambat. Alasannya kebanyakan pura-pura saja. Ada yang suka kuliah
sebentar saja. Atau menyempatkan diri mampir di tempat belanja lebih lama. Pura-pura
perhatian sama dosen di muka, padahal hati mendongkol luar biasa. Tentu hal ini
pernah menjadi bagian dari perjalanan kita selama jadi mahasiswa.
Tidur di kelas adalah hal biasa.
Terlambat masuk memang sudah sewajarnya. Lebih parahnya, kita terlambat
sama-sama. Tentu saja sang dosen jadi murka. Bikin perjanjian seadanya. Sebagai
maaf dari kita bersama. Ada dosen yang kita suka, bareng-bareng ambil
kuliahnya. Untuk mereka yang kita anggap tak bertenggang rasa, tinggalkan saja
kelasnya.
- GOOD BYE, FRIENDS
Kita dulu pernah berkata bahwa
kita selamanya ingin bersama. Tapi apalah daya, sang waktu penentunya. Kita
dipaksa jadi dewasa. Memasuki kehidupan baru dengan pilihan masing-masing. Memang
tak mungkin kita berada dalam satu cerita selamanya. Sidang sarjana adalah
impian. Berjabat erat saling mengucap selamat, sekaligus salam perpisahan. Kita
sudah tak lagi punya waktu untuk saling berbagi cerita. Kita tak lagi punya
tempat untuk tertawa bersama. Cerita harian kita sudah berbeda.
Perlahan namun pasti, kita tak
lagi saling bicara. Kita yang dulu saling berbagi kabar berita, sekarang entah
dimana berada. Perpisahan memang sudah seharusnya. Setidaknya kita pernah
membuat cerita bersama. Hingga nanti entah kapan terjadinya, kita kembali
saling bersua. Membuka kembali cerita lama.
- HEI, APA KABARMU DISANA?
Aku yang sibuknya biasa saja,
hanya bisa menyapa kalian semua lewat cerita. Apalagi kalian yang sibuknya luar
biasa, tentu saja tak punya waktu untuk saling menyapa. Tidak mengapa jika kita
tak bisa saling bicara, karena memang cerita kita sudah berbeda. Aku dengan
cerita harianku dan kalian pun juga sama.
Apa kabar, Teman? Aku berharap
kita semua baik-baik saja. Aku berharap kita masih bisa saling menyapa dan
berbagi cerita.
Sincerely,
Melda Taspika
Untuk mereka yang sekarang entah dimana :
Ijah, Yona, Santi, Risda, Riva, Vamel, Fai,
Komting, Ales, Rika, Tika, Tiya, Nila, Yeni, Voni, Peni, Ica, Wiwit, Ira, DJ,
Dola, Wildan, Uci Sani, Fajar, Aji, Ipan, Uje, Uci Lafiyenka, Adek, Vivi, Evi,
Ridwan, Anas, Vina, Vega, Salman, Ayi, Dayat, Fuad, Rizki, Dori, Iren, Debi,
Ican, Rahman, Fajri, Suhen
(Semoga tidak ada nama yang terlupakan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar