Selasa, 17 Mei 2016

Krutup Ikan

Ikan yang dibumbui-pembungkusan-penggorengan-matang
Aroma khas daun kunyit semerbak dari letupan minyak dalam wajan penggorengan. Daun pisang pembungkusnya mulai berubah kecoklatan. Pagi ini aku masak krutup ikan. Masakan khas Sungai Abang, kampung halaman. Suara letupan tersebut menjadi alasan kuliner ini dinamai krutup ikan. Perbedaan mendasar antara krutup ikan dan pepes ikan adalah cara memasaknya yang digoreng.

Pertama kali kuliner ini lahir adalah ide nenek moyang yang enggan membuang minyak jelantah berwarna hitam. Minyak jelantah dimanfaatkan untuk menggoreng krutup ikan. Tidak perlu khawatir minyak jelantah akan menodai ikan. Daun pisang digunakan untuk membungkus ikan agar tidak membaur dengan minyak selama proses pemasakan.

Tidak ada rempah khusus untuk memasak krutup ikan. Hanya cara memasaknya yang spesial. Menggunakan arang kayu agar ikan masak sempurna dengan rasa berbeda jika dimasak menggunakan api kompor. Sebagai anak kos yang tidak memiliki tungku arang untuk memasak, aku terpaksa menggunakan kompor H*CK. Ikan yang digunakan juga berbeda dari masakan krutup yang seharusnya.

Di kampung, krutup dibuat menggunakan ikan khas Sungai Batanghari. Ikan merah mato, toman, dan lampam ukuran besar adalah rajanya masakan krutup. Hari ini aku memilih nila segar sebagai alternatif. Setelah ikan dibersihkan tanpa dipotong, air perasan jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan lendir dan bau amis ikan. Penggunaan asam berlebih membuat ikan menjadi asam dan tidak enak.

Proses selanjutnya adalah menyiapkan bumbu halus. Jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan sedikit cabai digiling hingga halus. Kemudian ikan dilumuri bumbu dan dibungkus dengan daun pisang. Ikan harus dibungkus sempurna agar minyak jelantah tidak masuk selama proses penggorengan. Jangan lupa untuk memasukkan batang serai dalam perut ikan. Di atas ikan juga ditambahkan daun kunyit dan daun ruku-ruku untuk memberikan aroma khusus.

Bungkusan ini digoreng dalam minyak jelantah dengan api sedang. Membutuhkan waktu sekitar satu jam agar ikan masak sempurna. Setelah matang, daun pisang pembungkus dibuang dan ikan siap disajikan. Akan lebih nikmat jika ikan disantap bersama sambal matah dan sayur segar sebagai lalapan. Jika ingin menikmati krutup ikan yang sesungguhnya, bisa mampir ke daerah di sepanjang Sungai Batanghari. Jika beruntung, Anda bisa merasakan manisnya ikan khas Sungai Batanghari.  

Tidak ada komentar: