Ikan yang dibumbui-pembungkusan-penggorengan-matang |
Aroma khas daun kunyit semerbak dari letupan minyak
dalam wajan penggorengan. Daun pisang pembungkusnya mulai berubah kecoklatan. Pagi
ini aku masak krutup ikan. Masakan khas Sungai Abang, kampung halaman. Suara letupan
tersebut menjadi alasan kuliner ini dinamai krutup ikan. Perbedaan mendasar
antara krutup ikan dan pepes ikan adalah cara memasaknya yang digoreng.
Pertama
kali kuliner ini lahir adalah ide nenek moyang yang enggan membuang minyak
jelantah berwarna hitam. Minyak jelantah dimanfaatkan untuk menggoreng krutup
ikan. Tidak perlu khawatir minyak jelantah akan menodai ikan. Daun pisang
digunakan untuk membungkus ikan agar tidak membaur dengan minyak selama proses
pemasakan.
Tidak ada rempah
khusus untuk memasak krutup ikan. Hanya cara memasaknya yang spesial. Menggunakan
arang kayu agar ikan masak sempurna dengan rasa berbeda jika dimasak
menggunakan api kompor. Sebagai anak kos yang tidak memiliki tungku arang untuk
memasak, aku terpaksa menggunakan kompor H*CK. Ikan yang digunakan juga berbeda
dari masakan krutup yang seharusnya.
Di kampung, krutup
dibuat menggunakan ikan khas Sungai Batanghari. Ikan merah mato, toman, dan
lampam ukuran besar adalah rajanya masakan krutup. Hari ini aku memilih nila
segar sebagai alternatif. Setelah ikan dibersihkan tanpa dipotong, air perasan
jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan lendir dan bau amis ikan. Penggunaan asam
berlebih membuat ikan menjadi asam dan tidak enak.
Proses selanjutnya
adalah menyiapkan bumbu halus. Jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan
sedikit cabai digiling hingga halus. Kemudian ikan dilumuri bumbu dan dibungkus
dengan daun pisang. Ikan harus dibungkus sempurna agar minyak jelantah tidak masuk
selama proses penggorengan. Jangan lupa untuk memasukkan batang serai dalam perut ikan. Di
atas ikan juga ditambahkan daun kunyit dan daun ruku-ruku untuk memberikan
aroma khusus.
Bungkusan ini
digoreng dalam minyak jelantah dengan api sedang. Membutuhkan waktu sekitar
satu jam agar ikan masak sempurna. Setelah matang, daun pisang pembungkus
dibuang dan ikan siap disajikan. Akan lebih nikmat jika ikan disantap bersama
sambal matah dan sayur segar sebagai lalapan. Jika ingin menikmati krutup ikan
yang sesungguhnya, bisa mampir ke daerah di sepanjang Sungai Batanghari. Jika beruntung,
Anda bisa merasakan manisnya ikan khas Sungai Batanghari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar