Sumber : Instagram @motogp
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pawang adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa yang berkaitan
dengan ilmu gaib seperti dukun, mualim perahu, pemburu buaya, dan penjinak
ular. Sedangkan pawang hujan adalah orang yang pandai menolak hujan. Sebelum
membuat penilaian, mari kita cari tahu bagaimana cara pawang hujan mengendalikan
hujan? Pawang hujan tidak menghentikan hujan, tapi memindahkan atau menggeser hujan
yang akan turun di lokasi tertentu ke lokasi lain. Dalam menggeser hujan,
pawang hujan meminta bantuan atau bekerjasama dengan khodam, makhluk ghaib yang tinggal di barang pusaka. Khodam akan
menjadi rekan pawang hujan untuk membantu memindahkan hujan agar tidak turun di
tempat yang diinginkan.1 Menurut ajaran Agama Islam, apa hukum
mempercayai pawang hujan? Berdosa2, tidak dibenarkan,3
dan syirik karena meminta kepada jin4. Apa bedanya meminta bantuan
pawang hujan dengan meminta bantuan para ulama atau asatidz? Sangat berbeda.
Pawang hujan menggunakan media
seperti jin dalam berdo’a
(komat-kamit membaca mantra) sedangkan para ulama atau asatidz hanya membantu
atau memimpin sekelompok orang berdo’a (meminta) langsung kepada Allah agar
tidak diturunkan hujan. Soal hujan atau tidak, pawang hujan dan ulama sama-sama
tidak punya kuasa dalam mencegah turunnya hujan. Tapi soal berdosa atau tidak,
jelas bahwa meminta bantuan pawang hujan adalah dosa karena menggunakan perantara untuk meminta kepada Allah
SWT. Titik kritisnya adalah ulama tidak menggunakan perantara, sementara pawang
hujan menggunakan perantara.
Apa bedanya
pawang hujan dengan prediksi cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG)? Dari arti bahasa saja sudah sangat berbeda. Perkiraan cuaca
BMKG dilakukan oleh forecaster, yaitu
seorang prakirawan cuaca, orang yang memprakirakan cuaca. Karena sifatnya hanya
memprakirakan, maka hasilnya bisa benar atau salah. Sangat berbeda dengan
penyebutan pawang hujan sebagai orang yang pandai menolak hujan. Pandai menolak
artinya pandai mencegah hujan turun yang artinya orang tersebut punya kuasa untuk menolak hujan. Sedangkan forecaster tidak demikian, forecaster hanya memperkirakan, hasil
akhirnya adalah kuasa Tuhan. Sekarang mari kita analisa dari sudut pandang
sains. Forecaster menganalisa data
hasil pengukuran, biasanya citra satelit atau radar cuaca. Data tersebut berupa
tekanan udara, arah dan kecepatan angin, kelembapan dan suhu udara, serta suhu
muka laut. Selain itu juga mempertimbangkan fenomena atmosfer seperti siklon
tropis dan Madden Jullian Oscillation. Data-data tersebut akan dimodelkan
dengan Numerical Model Prediction (Prediksi Model Numerik-karena prediksi maka
hasilnya bisa benar atau salah). Jika dibahas lebih rinci, proses mengumpulkan
data hingga dihasilkan perkiraan cuaca sangat kompleks dan melibatkan banyak
alat, teori, dan perhitungan.5
*Pembahasan lebih lanjut bisa dibaca di sini.