Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan Harian Calon Doktor

  Hi, aku Jabir, Professor dari masa depan. Ini ceritaku saat S3 di Sapporo. Jika masih hidup, 2101 nanti usiaku lebih satu abad. Kecil kemungkinan ragaku masih ada di dunia. Sepertinya aku sudah pindah ke surga. Saat itu, cicitku sedang menyiapkan dokumen beasiswa pendaftaran S3 di Asia. Namanya Sina, baru saja lulus dari Master of Science Northwestern University. Karena ingin meraih gelar doktor sebelum berusia 28 tahun, Sina mendaftar di beberapa kampus Jepang yang menawarkan program riset dengan masa studi tiga tahun. Saat mencari album foto lama, Sina menemukan catatanku waktu S3. Selama ini Sina mengenalku sebagai peneliti material di Indonesia. Sina tidak pernah tahu hari-hari yang kulewati saat menjadi mahasiswa S3. Setelah membaca catatan ini, apakah Sina masih ingin melanjutkan S3 dan mengejar mimpinya untuk menjadi peneliti obat di dunia?
Postingan terbaru

Cara Terbaik Untuk Berduka

Maret di kampusku, Model Farm Hokudai Hari ini aku sedikit lesu, melangkah lunglai di atas jalan yang sama. Pagi terlihat indah, namun aku tidak cukup bahagia untuk tertawa. Banyak hal terjadi akhir-akhir ini, aku hanya menyimpannya sebagai kata dalam kepala. Mulai dari paper-ku yang berubah cerita, semua berantakan tanpa bisa dikendalikan. Aku bersalah pada beberapa teman, meninggalkan sebelum mulai perjalanan bukan hal yang benar. Tidak punya cukup kata-kata baik untuk menjelaskan, membuatku pamit dan menjauh tanpa meninggalkan alasan. Ini bukan sikap yang baik, tapi tidak ada opsi lain yang lebih baik. Pertengahan Maret, juga pertengahan Ramadhan, tapi aku merasa semakin Jauh dari Tuhan. Selain salju yang masih turun, hatiku yang gelisah membuat jalan ini kehilangan arah. Aku bertanya, "Setarakah semua ini dengan apa yang dikorbankan?" Diriku yang lain hanya diam, diam merenungi jengkal demi jengkal yang kutinggalkan di belakang. Setelah tiga tahun tinggal ribuan kilometer...

Kembali ke Titik Awal

  Hokkaido University (Gate Kita 18) Suatu waktu, perjalanan ini akan sampai di titik akhir. Saat masa itu datang, aku akan lega. Perjalanan ini mungkin tidak cukup panjang, tapi melelahkan. Setelahnya, aku akan kembali ke titik awal, tempat semua perjalanan ini dimulai. Sekedar memberitahumu, aku membeli ipad model terbaru beberapa hari lalu. Harganya cukup mahal, sejumlah uang jajanku beberapa bulan. Aku happy , perangkat tipis yang ada dalam daftar barang impian saat ini ada dalam genggaman. Senang sekali, tapi setelahnya aku merasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa dengan benda ini. Beginilah dunia. Semua tampak menarik sebelum dimiliki. Saat ini, aku sedang berpikir untuk kembali menulis cerita. Kali ini, aku tidak tahu akan bertahan berapa lama. Mungkin sama seperti sebelumnya, beberapa hari saja sampai aku terbiasa dengan ipad baruku. Aku tidak tahu cerita mana yang menarik dan layak untuk dibagikan. Ceritaku hanya istimewa untuk diriku sendiri, belum tentu bermakna di hat...

Pawang Hujan di MotoGP Mandalika

Sumber : Instagram @motogp Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pawang adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa yang berkaitan dengan ilmu gaib seperti dukun, mualim perahu, pemburu buaya, dan penjinak ular. Sedangkan pawang hujan adalah orang yang pandai menolak hujan. Sebelum membuat penilaian, mari kita cari tahu bagaimana cara pawang hujan mengendalikan hujan? Pawang hujan tidak menghentikan hujan, tapi memindahkan atau menggeser hujan yang akan turun di lokasi tertentu ke lokasi lain. Dalam menggeser hujan, pawang hujan meminta bantuan atau bekerjasama dengan khodam , makhluk ghaib yang tinggal di barang pusaka. Khodam akan menjadi rekan pawang hujan untuk membantu memindahkan hujan agar tidak turun di tempat yang diinginkan. 1 Menurut ajaran Agama Islam, apa hukum mempercayai pawang hujan? Berdosa 2 , tidak dibenarkan, 3 dan syirik karena meminta kepada jin 4 . Apa bedanya meminta bantuan pawang hujan dengan meminta bantuan para ulama atau asatidz? Sangat berbeda. ...

Bisakah CPNS Memperoleh Tugas Belajar?

Dalam setiap perjalan kita, ada banyak orang yang berjasa Judul tulisan ini adalah pertanyaan yang saya tanyakan ke Google setelah melihat pengumuman kelulusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjelang akhir tahun 2020. Saat itu, saya tidak melihat ada peluang untuk mendapatkan keduanya : menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan melanjutkan S3 dengan Beasiswa MEXT . Saya harus memilih salah satunya. Saat itu, saya memilih untuk menjadi ASN dengan pertimbangan saya masih bisa berjuang untuk mendapatkan beasiswa lain. Tidak dengan ASN, sekali mengundurkan diri, maka tidak akan bisa mendaftar lagi untuk selamanya. Berkat saran dari dosen pembimbing, pilihan tersebut tidak membuat saya berhenti untuk terus mencoba memperjuangkan keduanya. Perjuangan ini membuat saya harus membaca dan mempelajari aturan pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar untuk ASN di Indonesia. Tulisan ini saya buat untuk memberikan gambaran bagi teman-teman yang sedang menghadapi hal yang sama. Tapi ada satu catatan...

My Research Journey (1)

Allah sebutkan dalam Al-Quran bahwa keberhasilan dan kegagalan akan dipergilirkan kepada manusia agar Allah mengetahui siapa yang paling beriman di antara mereka. Berhasil dan gagal adalah bagian dari takdir kehidupan. Hari ini, proposal penelitian yang kuajukan 3 bulan lalu tidak lolos pendanaan. Salah satu mimpiku adalah mendapat international research grants . Hari ini, mimpi itu belum nyata. Tidak apa-apa, belajar dari kesalahan dan semangat untuk berbenah diri. Suatu hari nanti, insya Allah namaku akan tertera di  sini . Bismillah...