Langsung ke konten utama

Postingan

Tentang Menjadi Mahasiswa ITB

Euforia kelulusan Menjadi mahasiswa ITB,lulus dari ITB adalah mudah untuk beberapa orang. Tapi menjadi sulit bagi beberapa orang yang lain. Dan saya adalah bagian dari populasi beberapa orang yang lain. Padang Panjang,2007 Warna-warni jaket almamater menghiasi lapangan upacara bendera. Kuning, merah, hijau terang, hijau gelap, donker, dan beberapa warna lain berjejer di salah satu sisi lapangan rumput sekolah kami. Mereka adalah alumni SMA yang berhasil lulus ujian masuk kampus favorit. Katanya, untuk memotivasi adik-adik kelas agar bisa mengikuti jejak mereka. Namun bisik-bisik teman dari barisan belakang menginterpretasikan kedatangan mereka adalah ajang unjuk diri atas pencapaian yang mereka buat. Mungkin bisik-bisik ini ada benarnya karena beberapa dari mereka memilih mundur atau pindah kampus setelah satu tahun berlalu. Tapi tidak sedikit juga yang melejit, punya prestasi selangit. Saya sendiri jatuh hati pada almamater warna hijau lumut. Tidak butuh waktu lama saya t...

Sekolah Pranikah Angkatan-33

Materi 3 : Motivasi Menikah Oleh Adriano Rusfi Wahai manusia! Bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan . Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu (Al-qur'an, An-Nisa' : 1) Setiap manusia pasti memiliki jodoh di dunia. So, ga ada alasan kalo ga menikah karena persepsi - jodohnya ga ada di dunia, di surga nanti - karena Allah sudah menjamin jodoh setiap manusia sebagaimana kalam-Nya dalam Surah Yasin ayat 36 : Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan , baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.  Maka, segerakanlah pernikahan. Karena jodoh adalah akumulasi dari usaha, do'a, dan iman...

Sekolah Pranikah Angkatan-33

Materi 2 : Mengenal Karakter Oleh Syafruddin Irfan, Psi Kenali diri kita sebelum mengenal orang lain Sudahkah kita mengenal diri kita dengan baik? Apa kelebihan kita? Apa kekurangan kita? Berapa banyak tahi lalat yang kita punya? Berapa jumlah kancing baju yang kita pakai? Apakah kedua mata kita simetris? Lebih panjang mana jempol kaki atau jari telunjuk kaki kita? Bisakah kita menjawab pertanyaan di atas dengan benar tanpa melihat atau menghitung? Jika belum, berarti kita belum mengenal diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa mengenal orang lain dengan baik jika kita tidak mengenal diri kita sendiri . Mungkin jumlah tahi lalat atau kancing baju yang kita pakai tidak begitu penting. Tapi tidak dengan karakter atau kepribadian. Menikah adalah ibadah dengan durasi waktu paling panjang . Oleh sebab itu, penting bagi kita mengenal dan memahami karakter atau kepribadian pasangan yang kita pilih. Sebelum membahas karakter atau kepribadian, penting untuk mengetahui tuju...

Sekolah Pranikah Angkatan-33

Materi 1 : Ta'aruf Oleh Ust. H. Drs. Ayi Rohidin Sebelum menulis materi yang dipaparkan oleh Ust. (Ustadz) tadi siang, ada baiknya berkenalan dulu dengan Sekolah Pranikah (SPN) Masjid Salman.  Apa itu SPN?  SPN adalah Sekolah Pranikah yang difasilitasi oleh Bidang Dakwah Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB. SPN merupakan majelis ilmu yang disediakan buat mereka yang mau belajar ilmu pernikahan yang sesuai dengan Al-quran dan Al-hadits. Mengapa ikut SPN? Hm, ini yang penting diluruskan. Mengikuti SPN bukan karena ingin mendapat jodoh, tapi untuk belajar yang diniatkan karena ibadah kepada Allah. Pernikahan adalah ladang amal yang memiliki porsi separoh dari agama. Oleh sebab itu, butuh ilmu dan perjuangan untuk menjalaninya. Lebih jauh lagi, jadikan SPN sebagai ladang dakwah. Menyampaikan ilmunya kepada mereka yang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Seperti apa metode belajar di SPN? Pemaparan materi dan diskusi. Materi disampaikan langsung ol...

Pelangi di Ujung Senja

Warna-warni dalam kesederhanaan Hari Lahirnya Pancasila, hari perayaan ideologi Indonesia. Pada hari yang sama, Keluarga Besar KAMIL Mengajar merengadakan Silaturrahmi dan Buka Bersama Adik-adik Panti Asuhan Mitra Muslim Bandung. Sebuah kebetulan yang luar biasa (setidaknya menurut aku pribadi). Selain melihat refleksi Pancasila dari sebuah aksi nyata, aku melihat banyak ketulusan dan kebaikan dalam kegiatan ini . Aku yakin, yang terkesan dan sempat terlena bukan hanya aku seorang diri. Tapi juga teman-teman yang sudah memberikan harta, meluangkan waktu, dan menyumbangkan peluh serta tenaga untuk adanya kegiatan ini. Dibandingkan mereka, aku tidak melakukan apa-apa (lebih sering memerintah sepertinya,hehe). Aky merasa beruntung mengakhiri lapar dan dahaga di hari ke-6 Ramadhan bersama mereka. Karena yang boleh lelah hanya raga Buat mereka yang turun tangan dari subuh hingga malam tiba, yang boleh lelah hanya raga-bukan jiwa. Dibalik suksesnya sebuah acara, ada mereka yang tid...

Tentang Hujan, Tawa, dan Percakapan

I called them "HOME" Dan mereka yang datang bukan orang-orang yang tidak memiliki kesibukan atau halangan . Hujan, bukan gerimis seperti yang dikatakan Mba Endang. Dari lantai empat Balubur Town Square (Baltos) terlihat kabut mulai turun. Tempias air menyelinap lewat jendela yang maju-mundur karena angin. Hujan deras mengguyur Bandung. Aku khawatir, takut jika kursi-kursi itu tetap kosong. Aku bisa memaklumi jika mereka membatalkan pertemuan. Tidak semua kejadian di dunia berada dalam kendali manusia . Aku dan mereka sama-sama tahu bahwa kita telah berusaha semampunya. Pramusaji kembali datang, memastikan jumlah kursi yang harus disediakan. Aku menjawab dengan jumlah maksimal. Optimis mereka akan datang.  Bahagia itu sederhana : Saat apa yang kau tunggu satu-persatu mulai datang . Merekah senyum di balik rasa bersalah, hujan membuat mereka basah. Aku tahu ada dingin, namun tawa dan canda menghangatkan semuanya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati seluas samuder...

Sebuah Cerita Yang Tak Pernah Usai

"Malas adalah musuh seorang anak Adam" Hari pertama Ramadhan 1438 H, aku memilih untuk melihat ke dalam diri. Bercermin pada apa yang aku alami selama enam bulan terakhir. Memetik pesan manis yang mungkin untuk ditulis. Selain ingin membersihkan laman blog pribadi yang sudah kusam oleh debu, aku ingin men- challenge  diri untuk menulis sekelumit kisah hidup yang kualami. Bukan untuk menginspirasi, hanya untuk membuatnya abadi, terpatri selamanya di dalam hati. Beberapa teman angkatan yang sempat mampir dalam potret bingkai kenangan Lagi-lagi satu semester berubah menjadi kenangan. Begitulah hidup. Hari kemarin menjadi sejarah, dan esok masih misteri. Sedangkan kita sering hanyut oleh aliran masa lalu. Atau sibuk merangkai rencana untuk esok yang belum pasti. Sedangkan detik ini kita lewati tanpa memberi arti. Semua yang lalu akan berubah menjadi sejarah. Tidak perlu diratapi, disesali, atau mungkin ditangisi. Move On ! Jika kita melihat dengan mata hati, ada ban...