Bahan-bahan:
- Ayam, selain bagian dada saya juga menggunakan yang masih ada kulit dan tulangnya seperti bagian leher, paha, dan ceker.
- Jahe, sebagian diiris tipis, sebagian untuk digiling.
- Merica
- Garam
- Ketumbar
- Kunyit
- Kemiri
- Bawang merah
- Bawang putih
- Daun salam
- Daun jeruk
- Batang sereh bagian putih digeprek.
- Minyak goreng
- Kecap manis
- Mi telor, diseduh bentar karena saya menyukai mi setengah matang.
- Sawi pangsit, diseduh air mendidih sebanyak dua kali.
- Air
- Daun bawang dan seledtri, diiris tipis.
- Agar ayam tidak amis, terlebih dahulu ayam dicuci bersih lalu dilumuri air jeruk nipis, diamkan sekitar 30 menit, lalu dicuci lagi hingga bersih. Pilih ayam yang masih segar, karena ayam yang sudah lama dipotong lebih berbau amis.
- Didihkan air bersama irisan jahe, lalu masukkan ayam dan ceker. Tambahkan garam lalu rebus hingga matang dengan air rebusan yang masih banyak tersisa. Irisan jahe menyebabkan ayam tidak berbau amis sama sekali.
- Keluarkan ayam dari air rebusan, lalu potong sesuai selera.
- Giling halus garam, merica, ketumbar, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih dan kemiri.
- Panaskan minyak, lalu tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan daun jeruk, daun salam, dan sereh. Aduk rata, lalu masukkan ayam dan diaduk hingga tercampur rata.
- Tambahkan air rebusan ayam sesuai selera. Saya agak banyak. Kemudian tunggu hingga mendidih dan bumbu meresap ke dalam ayam. Tambahkan kecap manis, tunggu lagi hingga bumbu meresap baru kemudian masukkan daun bawang dan seledri. Aduk rata dan tunggu beberapa saat baru kemudian diangkat.
- Sisa air rebusan ayam dipanaskan kembali, lalu masukkan mi telor, tunggu sebentar saja, kemudian tiriskan.
- Tempatkan mi telor di dalam wadah, lalu tambahkan ayam dan sawi pangsit. Saya tidak menggunakan tambahan kuah lagi, hanya kuah dari ayam yang sudah dimasak bersama bumbu.
- Aduk rata, lalu nikmati selagi hangat. Jika mau bisa ditambahkan cabai rawit hijau giling, kerupuk pangsit, bakso, dan saos sambal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar